Selamat datang di blog saya. Salam literasi dan salam pendidikan! Halo teman-teman! kalian bisa mencari catatan materi tentang edukasi khususnya materi di jenjang SMP IPA kelas 7 , 8 , dan 9 di sini! Semangat belajar!

Belajar Sains di Dunia Maya

Waktu di Yogyakarta:

ANATOMI JARINGAN TUMBUHAN_Biologi

  

1. Pengertian Sel  


Cells are dramatic examples of the underlying unity of all living things. This  idea was first expressed by two German scientists, botanist Matthias Schleiden  in 1838 and zoologist Theodor Schwann in 1839. Using their own observations  and those of other scientists, these early investigators used inductive reasoning  to conclude that all plants and animals consist of cells (Solomon, 2008:7)

Maksud kutipan tersebut adalah sel merupakan kesatuan yang mendasari semua  makhluk hidup. Ide ini diungkapkan oleh dua ilmuwan jerman, ahli botani Matthias  Schleiden pada tahun 1838 dan ahli zoology yaitu Theodor Schwann pada tahun 1839.  Dengan menggunkan pengamatan mereka sendiri dan juga ilmuwan lain, mereka  menyimpulkan bahwa semua tumbuhan dan hewan tersusun atas sel.  

2. Pengertian Jaringan  

Definisi jaringan adalah sekelompok sel dengan asal usul struktur, dan fungsi  yang sama. Devinisi ini tidak tepat untuk semua kasus. Diperlukan definisi yang lebih  lentur untuk jaringan tumbuhan tingkat tinggi. Bentuk-bentuk peralihan menimbulkan  kesulitan dalam pengelompokkan jaringan. Percobaan dengan suatu perlakuan dapat  menyeybabkan suatu tipe sel berubah menjadi tiep sel yang lain. Sebagai contoh, sel  parenkim dapat dirangsang untuk berdiferensiasi menjadi unsur pembuluh. Jaringan  mungkin juga terdiri atas sel yang berbeda bentuk, bahkan fungsinya, tetapi  susunannya selalu sama (Mulyani 2006:83-84). 

Jaringan adalah sekumpulan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama  dan terikat oleh bahan-bahan antar sel membentuk satu kesatuan. Jaringan penyusun  tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Tumbuhan ada dua macam yaitu tumbuhan biji terbuka dan biji  tertutup. Tumbuhan biji tertutup berkeping satu atau disebut monokotil dan tumbuhan  biji berkeping dua disebut dikotil. Perbedaan dari struktur luar yaitu struktur bunga,  sistem pengukuran, struktur daun dan perkecambahan. Struktur dalam perbedaannya  yaitu terdiri dari pembuluh akut pada batang, akar dan daun (Kimball, 1992: 37). 

3. Macam Jaringan Tumbuhan  

Menurut Woelaningsih (dalam Yulanda, dkk. 2011: 13) tumbuhan tersusun dari  berbagai organ seperti akar, batang, daun dan organ reproduksi. Organ-organ tersebut  juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim,  kolenkim, epidermis dan jaringan pengangkut. 

a. Jaringan Muda 

1) Jaringan Meristem 

Gambar 1. Diagram Posisi Meristem pada Tumbuhan  

(Sumber: Faisal dkk, 2016:37) 

Jaringan meristem adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang  mempunyai sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya  kecil, berdinding tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya. Jaringan muda yang  sel-selnya selalu membelah atau bersifat meristematik. Fungsi sel meristematik  adalah mitosis. Bentuk dan ukuran sama relatif, kaya protoplasma, umumnya  rongga sel yang kecil (Campbell, 2008: 48).

3

Gambar 2. Epidermis  

(Sumber: David and Dennis, 2007:15) 

Menurut Nurfadlilah (2010), jaringan mersitem dapat dibagi menjadi  dua yaitu : 

a) Jaringan Meristem Primer 

Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut  dari pertumbuhan embrio. Contoh: ujung batang, ujung akar. Meristem  yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal.  Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar  bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut  pertumbuhan primer. 

b) Jaringan Meristem Sekunder 

Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang  berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan kambium gabus.  Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder  yang menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. 

Jaringan Dewasa 

Pendapat lain menyebutkan bahwa letak dan asal pertumbuhan  meristem, jaringan meristem itu dapat dibedakan atas dua: Meristem primer  (titik tumbuh primer atau promeristem), Meristem sekunder (titik tumbuh  sekunder atau kambium). Meristem primer terdapat pada titik tumbuh di ujung batang dan akar, sehingga disebut juga titik tumbuh apikal (ujung)  (Muhidin, Hamka, Faisal, dkk ,2016 : 37). 

b. Jaringan Dewasa 

Menurut Muhidin, Hamka, Faisal, dkk (2016 : 38) jaringan dewasa  (Jaringan Tubuh Tua) Sel-sel jaringan dewasa bentuknya lebih besar dari sel-sel  meristem, plasmanya lebih sedikit, vakuola lebih besar, kadang-kadang sel jaringan  dewasa telah mati dan terisi dengan udara atau air serta dinding selnya mempunyai  penebalan yang bermacam-macam. 

1) Jaringan Parenkim 

Menurut Sri Mulyani (2006) klorenkim adalah sel parenkim yang berisi  kloroplas dan berfungsi untuk fotosintesis. Sel ini biasanya mempunyai beberapa vakuola. Misalnya parenkim palisade pada daun kare (Ficus  elastica).  


Gambar 3. Jaringan Parenkim yang Disusun Oleh Sel Prenkim 

 (Sumber: Faisal dkk, 2016:38)

Gambar 4. Parenkim  

(Sumber: David and Dennis, 2007:5) 

a) Parenkim Penimbun  

Parenkim penimbun adalah sel parenkim yang biasanya berisi  leukoplas (cadangan nalanan) seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Sel  parenkim ini dapat menyimpan bahan cadangan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, dalam bentuk partikel padat, atau cairan di dalam  sitoplasma. Sel-sel parenkim penimbun tersusun rapal, tanpa ruang antarsel.  Parenkim penimbun biasanya terdapat pada empulur batang, akar, umbi  rimpang, buah, dan endosperm biji. Micalnya, parenkim penimbun pada  pisang (Musa paradisiaca).  

b) Parenkim Air  

Parenkim air umumnya terdapat pada tubuh tumbuhan yang hidup  di daerah kering (xerofit), tumbuhan epifit seperti Orchudacae dan tumbuhan  sukulen. Umumnya, sel berukuran besar, berdinfing tipis, lapisan  sitoplasmanya tipis, mengandung hanya sedikit kloroplas atau bahkan tidak  ada sama sekali. "Sel penyimpan air” mempunyai vakuola besar yang berisi  cairan berlendir. Senyawa berlendir ini tampaknya dapat meningkatkan kapasitas penyimpan air dan juga terdapat dalam sitoplastma maupun dinding  sel. Misalnya pada daun Aloe sp. Sel parenkim penyimpan air sebagai bahan  cadangan juga terdapat pada umbi kentang, yang menyuplai air pada bagian  tumbuhan yang sedang mulai berkembang dan pada proses pembentukan  batang.  

c) Aerenkim (Parenkim Udara)  

Sel sel aerenkim mempunyai banyak ruang antarsel yang  berkembang maksimum. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun  tumbuhan yang tumbuh di tempat yang banyak mengandung air dan  tumbuhan yang habitatnya di air (hidrcfit). Jaringan ini penting untuk  pertukaran udara. Misalnya pada enceng gondok. 

2) Jaringan Sklerenkim 

Menurut Nugroho (2017) sklerenkim merupakan kurnpulan sel yang  dindingnya mengalarni penebalan sekunder dan kuat karena mengalami lignifikasi  sehingga mampu berperan sebagai jaringan penguat. Jaringan ini diharapkan  mampu melindungi jaringan di sekitarnya yang memiliki struktur lebih lunak.  Sklerenkim sering dibedakan menjadi dua kategori, yaitu serabut yang secara  umum serabut lebih tipis dan panjang, sedangkan sklereid bervariasi dalam hal  bentuk, dari isodiametris sampai memanjang kadang bercabang. 

Sklereid sering disebut sel batu, karena dinding selnya keras  mengandung lignin. Bentuk selnya relatif pendek, berkelompok-kelompok, atau  menyendiri contoh pada tempurung (endocarpium) kelapa. Pada banyak tumbuhan  sklereid terbentuk sebagai kumpulan sel yang padat di bagian dalam jaringan  parenkim yang lunak. Organ-organ tertentu, seperti misalnya kulit kenari serta  banyak biji batu dan selaput biji lainnya, seluruhnya dibentuk dari sklereid  (Muhidin,Hamka, Faisal, dkk ,2016 :43). 

Jaringan sklerenkim tersusun atas sel sel dengan dinding sekunder yang  tebal. Fungsi jaringan sklerenkim adalah sebagai penyokong atau penguat dan  biasanya juga sebagai pelindung. Sel sklerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu  serabut sklerenkim dan sklereid. Serabut sklerenkim berbentuk panjang, ramping,  berujung runcing dan berdinding tipis yang bersifat elastis. Sifat elastis ini berguna  bagi tumbuhan untuk kembali pada posisi semula ketika tumbuhan tersebut  bergerak atau tertiup angin. Sklereid merupaan sel yang lebih pendek dibandingkan serabut sklerenkim yang berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari hewan  herbivora. Sklereid terdapat pada daun, batang, buah dan biji (Waluyo, 2006: 81).

Jaringan Kolenkim Kolenkim merupakan bagian terluar pada korteks batang, sel-sel  kolenkim bersifat hidup, kadang-kadang mengandung kloroplas. Kolenkim  merupakan jaringan penguat pada bagian batang yang masih muda, tangkai daun, ibu tulang daun (jarang dijumpai di akar) (Muhidin,Hamka, Faisal, dkk ,2016 :43).  

            Gambar 5. Kolenkim 

(Sumber: David and Dennis, 2007:5) 

Jaringan kolenkim merupakan jaringan yang berdinding tebal dan secara  khusu dikembangkan di sudut sudut sel. Jaringan kolenkim berfungsi memberi  tunjangan mekanis bagi tumbuhan. Bias anya terdapat pada tubuh tumbuhan yang  tumbuh secraa cepat dan perlu diperkuat. Misalnya batang tumbuhan, tangkai daun,  tangkai daun bunga, dan ibu tulang daun (Kimball, 2003: 113).

Gambar 6. Tipe-Tipe Jaringan Kolenkim 

(Sumber: Faisal dkk, 2016:43) 

4) Jaringan Epidermis 

 Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi  permukaan daun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Berdasarkan ontogeninya,  epidermis berasal dari jaringan meristematik yaitu protoderm. Epidermis berfungsi  sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan (Woelaningsih dalam Yulanda,  dkk. 2011: 13 ). 

Menurut Joko Waluyo (2006: 77), jaringan epidermis merupakan  jaringan terluar tumbuhan yang meliputi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar,  batang hingga daun. Epidermis biasanya hanya terdiri ataas selaput sel yang pipih  dan rapat. Pada epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan didalamnya serta  sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan  mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata dan  spina. Epidermis seperti halnya kulit pada tubuh kita, merupakan komponen  perlindungan pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme organisme  patogenik. 

Berdasarkan fungsinya, epidermis dapat berkembang dan mengalami  modifikasi seperti stomata dan trikomata (Kartasapoetra Yulanda, dkk. 2011: 13).

a) Epidermis Pucuk

Epidermis sebagian besar terdiri dari sel parenkim hidup dengan  berbagai bentuk, biasanya berbentuk tabel (yaitu, dengan dimensi radial yang  sempit dan relatif besar area permukaan dalam dan luar), dan seringkali dengan  dinding antiklin yang bergelombang (terutama pada daun dan kelopak bunga).  Di antara massa dasar parenkim daun terdapat stomata (paling sering di  epidermis bawah) dan sel anak yang terkait. Pada rerumputan dan banyak  monokotil lainnya, dan pada bagian yang memanjang (misalnya batang, tangkai  daun, pelepah, dll.) Pada sebagian besar tumbuhan vaskular, sel epidermis  biasanya memanjang dengan sumbu panjang sejajar dengan sumbu panjang  struktur tumbuhan. Sifat dinding yang berliku-liku di beberapa Gymnospermae (Charles, 2010:141-142) 

Gambar 7. Epidermis Daun Perbesaran x 234  

(Sumber: Charles, 2010:142) 

b) Epidermis Akar  

Epidermis akar sering disebut rhizodermis, berbeda dengan tunas dalam  perkembangan maupun dalam struktur dan fungsi. Pada monokotil, epidermis  berasal dari lapisan sel meristematik di ujung akar yang juga membentuk  korteks. Pada dikotil, epidermis berasal dari lapisan apikal sel yang juga  membentuk tutup akar. Dalam setiap kasus, lapisan sel terluar yang berasal dari daerah meristematis ini terdiri dari protoderm tempat epidermis akhirnya  berkembang (Charles, 2010:149) 

5) Jaringan Pengangkut 

 Jaringan pengangkutan terdiri dari sel-sel yang bentuk dan susunannya  sesuai dengan tugasnya sebagai tempat berlangsungnya pengangkutan yaitu terdiri  dari sel-sel yang telah mengalami fusi dan berderet menurut arahnya pengangkutan.  Jaringan pengangkutan dibedakan menjadi 2 (Muhidin,Hamka, Faisal, dkk ,2016  :46). 

a) Xilem  

Xilem merupakan jaringan campuran yang terssun atas beberapa tipe sel  diantaranya ialah pembuluh xilem dan trakeid xilem. Pembuluh xylem  berdinding tebal dan memiliki pola berkas berkas spiral. Bila sudah  berkembang semuanya pembuluh xylem akan melart dan protoplasmanya mati.  Sedangkan trakeid xylem tidak memiliki berkas spiral dan ujung ujungnya  meruncing. Ujung ujungnya ini berfungsi sebagai pentup dan saling  berhubungan dengan noktah noktah. Fungsi jaringan xylem adalah untuk  mengalirkan air dan mineral dari akar ke daun (Kimball, 2003: 113). 

Gambar 8(a). Kambium Vaskular Aktif Menghasilkan Xilem Sekunder Perbesaran x263  (b).Penampang Melintang Batang dari Pelargonium Perbesaran x100 

(Sumber : Charles, 2010: 160) 

Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri dari  berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati  dengan dinding yang sangat tebal tersusun dari zat lignin sehingga xilem  berfungsi juga sebagai jaringan penguat. Xilem terdiri dari trakeid dan unsur  pembuluh. Trakeid ditemukan di dalam xilem hamper semua tumbuhan  vaskuler. Selain trakeid, sebagian besar angiosperma, serta segelintir  gimnosperma dan tumbuhan vaskuler tidak berbiji, memiliki unsur-unsur  pembuluh (Campbell, 2008: 323).

Trakeid adalah sel-sel yang panjang dan tipis dengan ujung meruncing.  Air bergerak dari sel ke sel terutama melalui ceruk, sehingga air tidak perlu  menyeberangi dinding sekunder yang tebal. Dinding sekunder trakeid  diperkeras oleh lignin, yang mencegah sel-sel runtuh akibat tegangan transport  air dan juga memberi dukungan. Unsur-unsur pembuluh umumnya lebih lebar,  lebih pendek, berdinding tipis, dan kurang meruncing dibandingkan trakeid.  Unsur-unsur pembuluh tersusun dengan ujung-ujung yang bersentuhan,  membentuk pipa mikro panjang yang disebut pembuluh. Dinding ujung dari  unsur pembuluh memiliki lempeng berlubang-lubang yang mengalirkan air  secara bebas melalui pembuluh (Campbell, 2008: 323). 

Gambar 9. Bagian Tilakoid Xilem Sekunder Perbesaran x 3000 

(Sumber: Charles, 2010: 196) 

Thus they function in both support and storage of photosynthate. Their cell  walls are typically much thinner than those of libriform fibers, and their  bordered pits less reduced. Typically, the septa between protoplasts consist  solely of primary wall. Since the septa extend only to the inner surface of  the secondary wall of the fiber-tracheid (Fig. 11.14c), it is apparent that 

they were deposited by the protoplasts following each nuclear division late  in the development of the cell (Charles 2010: 196) 

Dinding sel mereka biasanya jauh lebih tipis daripada serat libriform, dan  lubang berbatasannya kurang berkurang. Biasanya, septa antar protoplas hanya  terdiri dari dinding primer. Karena septa hanya meluas ke permukaan bagian dalam  dari dinding sekunder fibre-tracheid, tampak jelas bahwa mereka diendapkan oleh  protoplas mengikuti setiap pembelahan inti pada akhir perkembangan sel (Charles  2010: 196) 

The secondary xylem of dicotyledons differs from that of gymnosperms  primarily in the greater complexity of the tissue (Fig. 11.13a, b) and the  greater structural diversity among different taxa. The most significant  difference is the functional separation in dicotyledons of cells providing  mechanical support and those which provide transport of water and  minerals. Whereas in gymnosperms both of these functions are served by  tracheids, in dicotyledons support is provided largely by fibers and  longitudinal transport by vessel members except in the most primitive  angiosperms (e.g., members of the Winteraceae of the Magnoliidae) which  lack vessel members. The secondary xylem of these primitive taxa closely  resembles that of gymnosperms, the axial system being composed primarily  of tracheids. Another difference between some gymnosperms and  angiosperms is the nature of the pit membranes in the pits of tracheary  elements. Whereas in conifers the pit membranes have a central, thickened  torus and a surrounding, highly porous margo of intertwined cellulosic  strands, the pit membrane of tracheary elements in angiosperms is a much  simpler sheet of primary wall of uniform structure (Charles, 2010:194). 

Xilem Sekunder Dikotil di dikotil dukungan sebagian besar disediakan oleh  serat dan transportasi longitudinal oleh anggota kapal kecuali pada angiosperma  paling primitif (misalnya, anggota Winteraceae dari Magnoliidae) yang tidak memiliki  anggota kapal. Xilem sekunder dari taksa primitif ini sangat mirip dengan  gymnospermae, sistem aksial yang utamanya terdiri dari trakeid. Perbedaan lain  antara beberapa gymnospermae dan angiospermae adalah sifat membran lubang di lubang elemen tracheary. Sedangkan pada tumbuhan runjung, membran lubang  memiliki pusat(Charles, 2010:194). 

Gambar 4. Serat yang terdapat pada Xilem Dikotil 

(Sumber : Charles, 2010: 195) 

b) Floem  

Floem merupakan jaringan yang kompleks. Floem berfungsi membawa  makanan berupa zat organik dari suatu bagian yang lain pada tumbuhan. Floem  tersusun atas bulu tapis berupa elemen pipa yang mempunyai lapisan yang rata  ujungnya dan sel pengiring (Waluyo, 2006: 81).

15Gambar 10. Melintang Bagian Floem Sekunder , Perbesaran (a) x 206, (b)x529, (c)x60,  dan (d) x160 

(Sumber: Carles, 2010: 224) 

Menurut Nugroho dkk (2012: 97), floem merupakan jaringan  pengangkut yang berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat-zat makanan  hasil fotosintesis dari daun ke bagian tumbuhan yang lain. Floem tersusun dari  berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur floem  meliputi unsur tapis, sel pengiring, sel albumin (pada gimnosperma), serat-serat  floem, dan parenkim floem. 

Sel pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis. Sel-sel  pengiring biasanya merupakan untaian atau deretan yang menyerupai sel  parenkim dengan sel-sel yang bersifat hidup. Sel pengiring diduga berperan dalam keluar masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis (Nugroho dkk,  2012: 98). 

Gambar11. Penampang Melintang jaringan batang muda Helianthus Perbesaran 9x (Sumber: Charles, 2010:126) 

Gambar 12. Penampang Melintang Bagian Batang Zea mays Perbesaran x 182 (Sumber:Charles, 2010: 132) 

Tipe jaringan pengangkut dibedakan beberapa tipe berkas yaitu berkas kolateral. Pada  tipe ini floem dan xilem berdampingan. Ada dua tipe, yaitu kolateral terbuka dan kolateral  tertutup. Berkas kolateral terbuka, antara floem dan xilem terdapat kambium. Berkas  seperti ini pada batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Berkas kolateral tertutup antara floem dan xilem tidak terdapat kambium pembuluh. Letak berkas biasanya tersebar,  dan terdapat pada batang monokotil. (Muhidin,Hamka, Faisal, dkk ,2016 :47).  Tipe-tipe berkas pengangkutan adalah sebagai berikut: Berkas bikolateral. Xilem  diapit oleh floem luar dan floem dalam. Batas antara xilem dan floem luar adalah kambium,  sedang antara xilem dan floem dalam terdapat parenkim penghubung. Berkas ini misalnya  Solanaceae, Cucurbitaceae, dan Apocynaceae(Muhidin,Hamka, Faisal, dkk ,2016 :47).  Berkas konsentris. Berkas pengakut melingkar. Berdasarkan letak xilem dibedakan  menjadi konsentris amfivasal dan konsentris amfikribral. Konsentris amfivasal, bila xilem  mengelilingi floem. Misalnya pada batang Cordyline, Aloe, Agave. Konsentris amfikribral,  xilem dikelilingi oleh floem. Misalnya pada rizoma tumbuhan paku(Muhidin,Hamka,  Faisal, dkk ,2016 :47).  

Radial Berkas pada akar, letak xilem dan floem berganti-ganti. Pada tumbuhan  Gymnospermae dan dikotil akar dapat mengalami pertumbuhan sekunder, sehingga  kambium pembuluh menghasilkan xilem dan floem sekunder, dan akar mempunyai  struktur seperti batang(Muhidin,Hamka, Faisal, dkk ,2016 :47-48). 

Daftar Pustaka  

Beck, Charles B. 2010. An Introduction to Plant Structure and Development. New York: Cambridge University Press. 

Campbell, 2008. Jaringan Tumbuhan. Edisi ketiga Jilid I. Erlangga: Jakarta. Campbell, Jane B. Reece & Lawrence G. Mitchell. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Ke-8.  Jakarta: Erlangga. 

Kimball, J.W. 2003. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga. 

Muhidin,Hamka, Faisal, dkk. Biologi Dasar Bagian Pertama. Makasar: Alauddin  University Press. 

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : PT Kanisius. 

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius. 

Nugroho, Hartanto.dkk, 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan, Yogyakarta;  Penebar Swadaya. 

Nugroho. 2017. Struktur dan Produk Jaringan Sekretori Jaringan Tumbuhan. Yogyakarta:  Gadjah Mada University Press.

Nurfadlilah. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Melalui Pengunaan Media Flashcard pada Konsep Struktur Tubuh Tumbuhan Siswa Kelas VIII MTSN  Tinambung Polman. Makassar: Universitas Islam Negeri Alaludin. 

Solomom. 2008. Biology. USA: Thomson Book. 

Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember Press. Yulanda, Rompas, dkk. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa  Tumbuhan Suku Orchidaceae. Jurnal Biologos, Vol. 1 (1): 13.  DOI:https://doi.org/10.35799/jbl.1.1.2011.371 diunduh dari 



Share:

No comments:

Post a Comment

Hallo!!

Selamat datang di blog saya. Salam literasi dan salam pendidikan! Halo teman-teman! kalian bisa mencari catatan materi tentang edukasi khususnya materi di jenjang SMP IPA kelas 7 , 8 , dan 9 di sini! Semangat belajar!

Search This Blog

Blog Archive

Powered by Blogger.

Total Pageviews