Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan lempeng Bumi. Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat bernama Seismometer.
Kajian Literatur
“An earthquake is a movement or shaking of the ground. Earthquakes happen when huge pieces of Earth’s crust move suddenly and give off energy. This energy travels through the ground and makes it move. Seismology is the study of earthquakes. Scientists who study earthquakes are called seismologists” (Holt, Rinehart, and Winston, 1994: 135).
Maksud dari kutipan diatas yaitu gempa bumi adalah gerakan atau goncangan tanah. Gempa bumi terjadi ketika potongan besar kerak bumi bergerak tiba-tiba dan mengeluarkan energi. Energi ini bergerak melalui tanah dan membuatnya bergerak. Seismologi adalah studi tentang gempa bumi. Ilmuwan yang mempelajari gempa disebut seismolog.
Sedangkan menurut Sunarjo, dkk (2010) gempa bumi adalah peristiwa bergetar atau bergoncangnya bumi karena pergerakan atau pergeseran lapisan batuan pada kulit bumi secara tiba-tiba akibat pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Gempa bumi yang disebabkan oleh aktifitas pergerakan lempeng tektonik disebut gempa bumi tektonik. Namun selain itu, gempa bumi bisa saja terjadi akibat aktifitas gunung berapi yang disebut sebagai gempa bumi vulkanik.
Menurut Teori Elastic Rebound yang dinyatakan oleh Seismolog Amerika, Reid, (Bullen, 1965; Bolt 1985) menyatakan bahwa gempa bumi merupakan gejala alam yang disebabkan oleh pelepasan energi regangan elastis batuan, yang disebabkan adanya deformasi batuan yang terjadi pada lapisan lithosfer. Deformasi batuan terjadi akibat adanya tekanan (stress) dan regangan (strain) pada lapisan bumi. Tekanan atau regangan yang terus-menerus menyebabkan daya dukung pada batuan akan mencapai batas maksimum dan mulai terjadi pergeseran dan akhirnya terjadi patahan secara tiba-tiba.
Salah satu jenis gempa bumi adalah gempa bumi dangkal menurut Sunarjo (2010:31) gempa bumi dangkal menimbulkan efek goncangan dan kehancuran yang lebih dahsyat dibanding gempa bumi dalam. Ini karena sumber gempa bumi lebih dekat ke permukaan bumi sehingga energi gelombangnya lebih besar. Karena pelemahan energi gelombang akibat perbedaan jarak sumber ke permukaan relatif kecil. Berdasarkan kekuatannya atau magnitudo (M) berskala Richter (SR) .
Skala richter adalah Kekuatan Gempa diukur dengan Skala Richter atau SR, yang didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang sejauh 100 km dari pusat gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa tersebut adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0 skala Richter. Skala ini diusulkan oleh fisikawan Charles Richter (Sunarjo.2010:31).
Menurut Sunarjo, dkk (2010) Hypocenter atau fokus gempa adalah pusat titik gempa yang ada di dalam bumi. Hypocenter dapat diukur melalui gelombang seismik. Tekanan yang ada didalam bumi, akan menyebabkan lapisan bumi bergetar yang menghasilkan hypocenter. Semakin dekat hypocenter, maka gempa akan semakin terasa dan kerusakan yang ditimbulkan akan semakin besar. Hypocenter yang berada di bawah lautan jauh lebih berbahaya karena dapat menciptakan tsunami. Gempa bumi sendiri dibagi menjadi 3, berdasarkan kedalaman letak hypocenter-nya yaitu gempa bumi dangkal jika kedalaman hypocenter kurang dari 60 Km dari permukaan bumi, gempa bumi sedang jika kedalaman hypocenter diantara 60 Km hingga 300 Km dari permukaan bumi dan gempa bumi dalam jika kedalaman hypocenter lebih dari 300 Km dari permukaan bumi.
“The place inside the Earth where the rock first breaks is called the earthquake’s focus. The place on Earth’s surface that is right above the focus is called the epicenter. Seismologists can use seismograms to find the epicenter of an earthquake” (Holt, Rinehart, and Winston, 1994: 141). Maksud kutipan ini adalah tempat di dalam Bumi di mana batu pertama kali pecah disebut gempa fokus. Tempat di permukaan bumi yang berada tepat di atas fokus disebut episentrum.
“Scientists who study earthquakes use an important tool called a seismograph. A seismograph records vibrations that are caused by seismic waves. When the waves from an earthquake reach a seismograph, it records them as lines on a chart called a seismogram” (Holt, Rinehart, and Winston, 1994: 141).
Maksud kutipan diatas adalah Ilmuwan yang mempelajari gempa bumi menggunakan alat penting yang disebut seismograf. Seismograf merekam getaran yang disebabkan oleh gelombang seismik. Ketika gelombang dari gempa mencapai seismograf, ia mencatatnya sebagai garis pada grafik yang disebut seismogram.
Menurut Langley (2007: 67), menyatakan prinsip kerja dari alat ini yaitu mengembangkan kerja dari bandul sederhana. Ketika mendapatkan usikan atau gangguan dari luar seperti gelombang seismik maka bandul akan bergetar dan merekam datanya seperti grafik.
Menurut Holt, Rinehart, and Winston, (1994: 142), “Seismograms help us learn when an earthquake happened. They can also help seismologists find the epicenter of an earthquake. The easiest way to do this is to use the S-P time method. This is how the S-P time method works:”
Seismogram membantu kita mengetahui kapan gempa bumi terjadi. Mereka juga dapat membantu ahli seismologi menemukan pusat gempa bumi. Cara termudah untuk melakukannya adalah dengan menggunakan metode waktu SP. Beginilah cara kerja metode waktu SP:
Sumber Rujukkan
Holt, Rinehart, & Winston. (1994). Earts Science. London: A Harcount Education Company.
Langley, A. (2007). Seri Pengetahuan Bencana Alam. Jakarta : Erlangga.
Sunarjo, M., Gunawan, T., & Pribadi, S. (2010). Gempa Bumi Edisi Populer. Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
No comments:
Post a Comment